Doa hari ke 26 Ustad Felix Siauw

Doa hari ke 26 Ustad Felix Siauw
Embedded image permalink 
  1. Doa hari ke-26 | (QS 17:45) | "Dinding Untuk Hati Orang
  2. Dan bila kamu membaca Al-Quran niscaya Kami adakan antaramu dan yang tidak beriman pada akhirat, dinding yang tertutup" (QS 17:45)
  3. Imam Qatadah dan Ibnu Zaid berkata "itulah penutup diatas hati mereka" | maksudnya hati mereka tertutup dari hidayah Allah
  4. ayat ini juga bermakna literal yaitu ditutupnya pandangan musyrik atas kaum beriman | saat kaum musyrik ingin mencelakakan kaum  
  5. sebagaimana kisah dalam Tafsir Ibnu Katsir | tatkala Ummu Jumail (istri Abu Lahab) yang tak melihat Rasul padahal didepan matanya
  6. ayat ini memberikan peringatan pada kita semua agar membuka diri | dan tidak sombong diri terhadap ayat-ayat Allah
  7. bila seseorang menutup diri terhadap Al-Qur'an | maka Allah pun mengunci hatinya dari hidayah Al-Qur'an | naudzubillah
  8. ayat ini juga hiburan Allah pada ahli Al-Qur'an (yang selalu memperhatikan Al-Qur'an) | bahwa Allah selalu menjaga mereka dari bahaya

Penyakit Umat Islam Akhir Jaman

 
Mereka ditindas, diinjak-injak, dibantai dan sebagainya. Bangsa-bangsa dari seluruh dunia walaupun berbeda agama, mereka bersatu untuk melawan dan melumpuhkan kekuatan umat Ummat Nabi Muhammad.

Oleh Angga Pragina (*

Dua ratus juta muslim yang ada di wilayah teritorial Indonesia, sudah jauh lebih dari cukup untuk mengatakan bahwa Islam memiliki cadangan kekuatan yang sangat besar. Dilihat dari kuantitas, muslim Indonesia hampir dua puluh kali lipat dari muslim Filipina, delapan kali lebih banyak daripada Arab Saudi, dan hampir tiga kali lebih banyak daripada Mesir.
Ironisnya, kekuatan besar itu tidak serta merta membawa kita umat Islam Indonesia hidup dalam cita-cita kehidupan Rasulullah. Hampir lima belas abad lalu, beliau dicaci oleh bangsanya sendiri, diasingkan oleh keluarganya sendiri, bahkan diburu untuk dibunuh oleh kaumnya sendiri.

“Akan datang suatu zaman di mana tidak tersisa dari Islam, kecuali tinggal namanya saja, tidak tersisa dari Alquran kecuali tinggal tulisannya saja, masjid-masjid mereka megah dan semarak, tetapi jauh dari petunjuk Allah, ulama- ulama mereka menjadi manusia- manusia paling jahat yang hidup di bawah kolong langit, dari mulut mereka ke luar fitnah dan akan kembali kepada mereka.” (HR Baihaqi)
Beliau lakukan itu semua agar kita, umatnya bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, yang haq dan yang bathil, yang halal dan yang haram. Dan ketika berita itu telah sampai kepada kita secara sempurna melalui Al-Qur’an dan Sunnah, kebanyakan dari kita, umat Islam Indonesia malah mengabaikannya dengan mengambil hukum manusia dan meridloinya melebihi keridloan kita terhadap hukum Allah yang dibawa Rasulnya.
Kita bisa berdebat siang dan malam tentang bagaimana bentuk negara Islam yang sesungguhnya, kitapun bisa berkilah bahwa sebagian hukum Indonesia diambil dari hukum Islam. Tapi apakah kita mau mengingkari bahwa demokrasi saat ini adalah sistem barat?
Apakah kita mau mengelak bahwa hukum positif saat ini adalah hukum yang diambil dari hukum kolonial Belanda? Apakah kita juga mau mengingkari bahwa pajak barang-barang haram seperti khamr dan riba telah masuk ke APBN kita dan dijadikan sumber utama untuk menghidupi negara?
Bisa dipahami apabila negara seperti Amerika sangat yakin dengan sistem demokrasi dan semua turunannya sebagai satu-satunya jalan menuju kemakmuran, karena umat Islam disana hanya lima juta jiwa. Akan sangat mudah dimengerti apabila negara seperti Jerman tidak menjadikan Islam sebagai sistem bernegara karena muslim disana hanya tiga juta jiwa.
Tapi Indonesia, dengan dua ratus juta muslim yang menguasai hampir setiap jengkal tanah nusantara meninggalkan Islam sebagai sistem yang menjamin kelancaran seluruh aspek kehidupan dan menjamin kebahagiaan dunia akhirat… Sungguh, kata-kata tidak bisa menggambarkan keadaan ini.
Hanya sebuah hadits yang pernah diucapkan oleh Rasulullah lima belas abad yang lalu:

Sabda Rasulullah:

“Suatu masa nanti, bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian seperti orang-orang yang sedang makan yang memperebutkan makanan di atas nampan”.

Kemudian ada sahabat yang bertanya: “Apakah saat itu kita (kaum Muslimin) berjumlah sedikit?”.

Rasulullah Saw menjawab: “Sebaliknya, jumlah kalian saat itu banyak, namun kalian hanyalah bak buih di atas air bah. Dan Allah SWT akan mencabut rasa takut dari dalam diri musuh-musuh kalian terhadap kalian, sementara Dia meletakkan penyakit wahn dalam hati kalian.”

Ada sahabat yang bertanya lagi: “Wahai Rasulullah Saw, apakah Wahn itu?” beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.”

http://www.atjehcyber.net/2013/09/tahukah-anda-penyakit-umat-islam-di.html